27 Juli 2018
Pengurus Masjid Diingatkan Tidak Kecolongan Paham Radikal
Pringsewu, NU Online
Selain komitmen untuk memakmurkan masjid, saat ini seluruh elemen umat Islam juga harus menjaga keberadaan masjid agar tidak menjadi tempat tumbuh suburnya paham radikal yang berdasarkan survey telah menguasai beberapa masjid di Indonesia.
Diperlukan kemauan yang sungguh-sungguh dari jamaah, pengurus, dan segenap elemen untuk bergandengan tangan membersihkan paham radikal yang memanfaatkan masjid sebagai tempat untuk menebarkan pahamnya.
Hal ini diingatkan Ketua Pengurus Wilayah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Lampung, H Kherlani saat melantik Pengurus Daerah DMI Kabupaten Pringsewu periode 2017-2022 di aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pringsewu, Kamis (26/7).
"Paham radikal itu tidak menerima 4 pilar (Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UDD 1945) dan menganggap dirinya yang paling benar dan yang lain salah. Padahal Islam itu rahmat untuk semua manusia. Jadi harus menerima perbedaan," katanya.
Kherlani juga mengungkapkan bahwa para penganut paham radikal ini membungkus misinya atas nama agama dengan istilah Jihad fi sabilillah. Padahal Jihad memiliki makna luas dan juga tidak merugikan orang lain.
"Berkhidmat maksimal di ormas seperti DMI, menghidupkan pendidikan di masjid dan sejenisnya juga termasuk jihad," tegasnya.
Kondisi ini menuntut para pengurus masjid untuk senantiasa peka terhadap perkembangan paham keagamaan yang saat ini bermunculan dengan berbagai pemahaman yang radikal.
"Pengurus Masjid jangan sampai kecolongan dan jika ada gejala paham-paham radikal dan sudah mengarah kepada terorisme agar segera berkoordinasi dengan aparat berwenang untuk ditangani secepatnya," pesannya.
Selain itu, kepada segenap pengurus DMI, Kherlani juga berpesan untuk mengedepankan keikhlasan dalam berkhidmah di organisasi kemasyarakatan yang khusus bergerak untuk memakmurkan masjid ini.
"Menjadi pengurus DMI siap untuk tidak mendapatkan manfaat pribadi dalam bentuk materi malah sebaliknya akan mengeluarkan materi dalam berkhidmah di DMI," katanya pada pelantikan yang mengangkat tema Meneguhkan Semangat Memakmurkan Masjid dan Dimakmurkan Masjid.
Sementara dalam sambutannya, Wakil Bupati Pringsewu H Fauzi berharap kepengurusan DMI Kabupaten Pringsewu terus bersinergi dengan Pemerintah Daerah dalam menjalankan semua program kerjanya. Ia berpesan DMI Pringsewu mampu memaksimalkan peran masjid untuk kemakmuran umat.
"Kita berharap masjid mampu menjadi pusat edukasi, kesehatan dan pengembangan potensi masyarakat seperti keterampilan dan kepemudaan sesuai dengan tema pelantikan kali ini Meneguhkan Semangat Memakmurkan Masjid dan Dimakmurkan Masjid," harapnya.
Adapun susunan Pengurus Harian Dewan Masjid Indonesia Kabupaten Pringsewu periode 2017-2022 terdiri dari: Ketua : Junaidi Siradj, Wakil Ketua : H.Munawir, H. Nasruddin, M. Fauzan, Sekretaris : Junaidi Abas, Wakil Sekretaris : Winson Wiyawan, Muhammad Faizin, Oki Herawan Saputra, Bendahara: Ahmad Syafiuddin, dan Wakil Bendahara: M. Zainuddin.
Bidang-bidang yang ada terdiri dari 8 bidang yang meliputi Bidang Pemberdayaan Organisasi dan Pengembangan SDM, Bidang Dakwah dan Pengkajian Islam, Bidang Sarana, Hukum dan Wakaf, Bidang Kesehatan Lingkungan Hidup dan Kepemudaan, Bidang Pengembangan Ekonomi Umat, Bidang Pengembangan Potensi Perempuan, Anak dan Remaja, Bidang Sosial Kemasyarakatan dan Kesejahteraan Umat, Bidang Kominfo dan Hubungan Antar Lembaga. (Muhammad Faizin)
Medsos dan Terorisme Jadi Permasalahan Serius Bangsa
Pringsewu, NU Online
Seiring perkembangan teknologi informasi yang tidak bisa dibendung lagi saat ini, Kasat Binmas Polres Tanggamus Iptu Irfansyah Panjaitan mengingatkan agar semua elemen masyarakat bijak dalam bermedia sosial.
"Saat ini masyarakat sudah disibukkan dengan media sosial. Bangun tidur, yang dipegang pertama kali handphone. Langsung buka media sosial," ungkapnya, Senin (23/7) saat memberikan pengarahan dan penyuluhan kepada siswa dan siswi MAN 1 Pringsewu di Lapangan Kampus setempat.
Padahal jika tidak bisa memilah dan memilih konten yang ada di media sosial, masyarakat dalam hal ini warganet akan mendapatkan banyak mudharat (efek negatif) dari pada manfaatnya.
"Jadi harus hati-hati dalam bermedsos apalagi saat ini ada undang-undang IT yang mengatur tentang berinteraksi di media sosial. Jangan mengeluarkan ujaran kebencian, unggah foto-foto yang tidak etis karena ancamannya 5 tahun penjara," jelasnya.
Dalam menerima informasi yang beredar di medsos, ia juga mengingatkan untuk senantiasa melakukan klarifikasi (tabayun) sekaligus selektif dan mempertimbangkan apakah konten tersebut bermanfaat atau tidak.
"Jangan gampang menyebarkan berita yang tidak jelas. Pertimbangkan manfaat dan mudlaratnya," tegasnya.
Selain masalah medsos, Irfansyah juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk waspada terhadap paham-paham radikal dan terorisme yang saat ini menjadi permasalahan serius yang dihadapi bangsa.
"Apalagi para pelajar yang masih labil jiwanya paling mudah direkrut oleh kelompok ini. Dengan dalih akan masuk surga dengan para bidadari, kelompok ini membungkus propaganda mereka atas nama agama dan jihad fi sabilillah," ungkapnya.
Pemahaman yang seperti ini tentu sudah melenceng jauh dari nilai-nilai agama yang senantiasa menebarkan kasih sayang dan moderat dalam beragama. Tidak ekstrim kiri maupun kanan. Oleh karenanya, ia mengingatkan para pendidik di madrasah tersebut untuk senantiasa mengawasi anak didiknya dan memberikan pencerahan dalam menghadapi dua permaslahan bangsa saat ini yaitu media sosial dan radikal-terorisme.
Penyuluhan dari Polres Tanggamus ini serentak dilaksanakan di SLTP dan SLTA di Kabupaten Pringsewu dan Tanggamus. Dengan penyuluhan ini diharapkan para pendidik dan pelajar di ke dua kabupaten tersebut memahami fenomena yang terjadi saat ini sekaligus memiliki benteng untuk menangkal hal-hal negatif yang muncul.
Selain penyuluhan tentang media sosial dan paham radikal-terorisme, Polres Tanggamus juga memberikan materi wawasan kebangsaan, kenakalan remaja dan anti narkoba. (Muhammad Faizin)
Empat Kali Allah Bersumpah untuk Kesempurnaan Manusia
Pringsewu, NU Online. Makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna adalah manusia. Kesempurnaan manusia bisa dilihat dari fisik dan akal yang dianugerahkan Allah kepada manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya di dunia ini. Sampai-sampai demi kesempurnaan manusia ini, Allah SWT bersumpah sampai dengan empat kali.
Sumpah Allah ini termaktub dalam Al-Qur’an Surat At-Tin yang menegaskan Allah bersumpah demi pohon Tin, demi pohon Zaitun, demi Bukit Tursina dan demi Kota Makkah.
Penjelasan ini disampaikan Mustasyar PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung KH Sujadi saat menyampaikan kajian tafsir surat tersebut pada Jihad Pagi (Ngaji Ahad Pagi) di Aula Kantor PCNU Kabupaten Pringsewu, Ahad (22/7).
Ke empat benda dan tempat yang disebutkan dalam surat At-Tin tersebut memiliki keistimewaan dan sejarah tersendiri dalam peradaban kehidupan manusia di dunia. Berdasarkan rujukan Tafsir Showi, kiai yang juga Bupati Pringsewu ini menjelaskan bahwa pohon Tin merupakan pohon yang diambil daunnya untuk menutupi aurat Nabi Adam dan Hawa ketika mereka dilepas bajunya setelah melanggar larangan Allah yaitu memakan buah Khuldi.
“Pohon Zaitun adalah pohon yang pertama kali tumbuh setelah banjir menenggelamkan bumi pada zaman Nabi Nuh. Bukit tursina juga istimewa karena menjadi tempat komunikasi langsung antara Nabi Musa dengan Allah SWT. Sementara Kota Makkah yang disebutkan sebagai Baladul Amin merupakan tempat kelahiran Rasulullah SAW,” terang Kiai yang biasa disapa Abah Sujadi ini.
Melalui surat At-Tin yang merupakan Surat Makiyah dengan 8 ayat, 34 kalimat, dan 150 huruf ini, Abah Sujadi juga menjelaskan bahwa kesempurnaan manusia ini membawa manusia mendapatkan kemuliaan tidak hanya di dunia. namun kemuliaan manusia sudah didapat mulai dari alam kandungan, alam dunia, alam kubur sampai dengan alam akhirat.
“Kesempuraan yang sudah ditegaskan melalui sumpah Allah dalam Al-Qur'an ini sudah seharusnya menjadi motivasi kita, manusia, untuk senantiasa beribadah kepada Allah SWT,” ajaknya. (Muhammad Faizin)
Siswi MA Ma’arif di Pringsewu Raih Medali Emas Ajang Tingkat Nasional
Malang, NU Online
Salah satu siswi Madrasah Aliyah Ma’arif Keputran, Sukoharjo Kabupaten Pringsewu, Lampung yang menjadi duta Lampung pada Pekan Olah Raga dan Seni Ma’arif Nasional (Porsemanas) I di Malang berhasil mengukir prestasi dan mengharumkan daerahnya setelah berhasil meraih medali emas sebagai juara I lomba kaligrafi untuk tingkat SMA/MA.
Prestasi ini sesuai dengan harapan LP Ma’arif Lampung yang menargetkan membawa pulang medali dari empat cabang lomba yang diikuti. Keempat lomba yang diikuti tersebut meliputi kaligrafi, lomba lari putra, lomba lari putri dan bulu tangkis putra.
Ketua LP Ma’arif Pringsewu Ahmad Rifa’I yang juga ketua kontingen Lampung pada Porsemanas I ini mengatakan, prestasi tersebut mengukuhkan kembali dominasi MA Ma’arif Keputran yang memang banyak sekali menghasilkan bibit-bibit unggul para atlit baik seni maupun olah raga dan telah meraih prestasi mulai dari tingkat kabupaten maupun provinsi.
“Kami bangga sekali dengan prestasi yang diraih oleh Ananda Inayah dan tiga orang siswa dan siswi yang kita kirimkan ke Porsemanas I ini. Selain medali emas yang diraih Inayah, kita juga berhasil meraih medali perak sebagai juara III bulu tangkis putra dan untuk lari kita berhasil menempatkan atlit kita di urutan ke lima, baik putra maupun putri,” ungkapnya melalui sambungan telepon kepada NU Online, Kamis (26/7).
Rifai berharap, prestasi yang diraih oleh para atlit yang kesemuanya merupakan siswa dan siswi MA Ma’arif Keputran tersebut mampu menjadi motivasi tersendiri bagi pelajar Ma’arif lainnya di Provinsi Lampung untuk selalu mengasah kemampuan dan potensi olah raga dan seni yang dimiliki.
“Kita berharap juga duta Ma’arif yang telah meraih prestasi ini akan terus berlatih dan mampu mengukir prestasi kembali di ajang-ajang lomba lainnya,” harap Rifa’i.
Sementara itu Kepala MA Ma’arif Keputran, Irsadul Ibad yang juga merupakan salah satu ofisial kontingen Lampung mengungkapkan kebahagiaannya atas prestasi yang diraih oleh anak didiknya. Tugas ini mampu dituntaskan dengan baik sekaligus memenuhi harapan keluarga besar Ma’arif Provinsi Lampung yang dibebankan dipundak mereka.
“Alhamdulillah, kita bisa membuktikan bahwa pendidikan di Lembaga Pendidikan Ma’arif sudah mampu memberikan bukti nyata dan kedepan kita akan terus bina bibit-bibit prestasi para pelajar Ma’arif sehingga mampu meraih prestasi yang lebih baik lagi,” ungkapnya. (Muhammad Faizin)
Foto: Irsadul 'ibad Bz
03 Maret 2012
Ini yang bisa kita lakukan di UN 2012 ini...
Ujian Nasional telah di depan mata. Berbagai persiapan telah dilakukan oleh segenap guru dan kepala sekolah, agar anak didiknya dapat berhasil lulus 100 %. Meskipun banyak yang tidak setuju dengan pelaksanaan Ujian Nasional, akan tetapi pemerintah tetap bersikeras untuk mengadakan perhelatan tahunan akademis ini. Oleh sebab itu mau tidak mau sebagai penyelenggara pendidikan, sekolah harus mempersiapkan diri secara matang dan melakukan pembekalan secara berkala kepada anak didiknya. Ada yang menempuh jalan elegan dengan memberikan porsi latihan soal berstandart UN, namun adapula yang menempuh cara-cara tidak patut seperti membeli kunci jawaban di bimbingan belajar. Semua cara tersebut ditempuh hanya demi sebuah predikat LULUS.
Akan tetapi bagi guru-guru yang memilki pengalaman segudang, menghadapi UN bukanlah sesuatu yang menakutkan, menurut seorang teman yang merupakan guru berpengalaman, ada trik-trik khusus yang dapat dilakukan agar anak didik dapat menyelesaikan soal UN dengan baik, sehingga dapat berhasil tanpa harus menempuh cara sesat.
Adapun trik-trik tersebut adalah sebagai berikut :
-
Menumbuhkan rasa percaya diri siswa, hal ini penting sebab UN bagi sebagian siswa adalah hal yang sangat menyeramkan sehingga banyak siswa yang stres sebelum waktunya. Dengan bekal rasa percaya diri, maka siswa diharapkan akan memiliki mental yang kuat untuk menghadapi soal-soal UN, sehingga ia dapat berfikir dengan jernih untuk menyelesaikan soal-soal Un tersebut.
- Belajar mensiasati soal. Berdasarkan pengalaman, bentuk soal UN dari tahun ke tahun tidak mengalami perubahan. Oleh sebab itu siswa diberikan sebuah cara khusus untuk memecahkan soal-soal sejenis yang kemungkinan akan keluar pada UN tahun ini. Hal ini diperlukan kecerdikan guru terutama guru Matematika untuk mengkelompokkan soal sesuai dengan bentuknya.
- Melakukan pendalaman materi dengan agenda pembahasan SKL sekaligus latihan soal. Sebenarnya pemerintah telah memberikan kepada sekolah bekal yang disebut SKL (Standart Kelulusan). Dimana nantinya soal Un tidak akan keluar dari bingkai SKL itu.
- Menghafalkan bentuk-bentuk soal. Cara ini merupakan cara pamungkas jika ternyata siswa belum juga menguasai materi.
- Berdoa dan tawakkal kepada Allah. Aspek rohani tidak bisa dipandang sebelah mata, sebab dengan kekuatan doa apapun bisa terjadi. Fakta telah membuktikan banyak anak yang LULUS padahal dia bukanlah tergolong siswa yang istimewa di kelas
-
Banyak bersedekah, sebab soal UN adalah multiple choise sehingga siapa tahu dengan banyak sedekah tangan para siswa tersebut dituntun oleh Allah pada jawaban yang benar.
Semoga Allah memberikan kemudahan bagi anak-anak bangsa ini dalam menempuh UN. amiin
SELAMAT BERJUANG...!!!!!